Tuesday, 15 September 2015

Unless..



it is gonna be a serious post, by the way..
akhir-akhir ini saya prihatin sama masalah kabut asap yang melanda Sumatra dan Kalimantan, Riau khususnya - keluarga besar saya masih banyak yang tinggal disana, termasuk papa saya yang masih sering bolak-balik. Melihat berita dan dapet cerita dari sepupu-sepupu saya di sana, kabut asapnya sudah tidak terkendali, sudah dalam status berbahaya, bahkan ga cuma diluar - didalam ruangan pun mereka harus menggunakan masker. kebayang ga, misalnya tetangga kamu lagi bakar sampah daun kering trus asepnya masuk rumahmu, ngomelnya udah kaya apa? itu yang mereka rasakan tiap hari - dan berulang terus setiap tahunnya. 

saya rasa itu juga bukan salah kemarau panjang doang, pembakaran lahan untuk dibuka menjadi ladang sawit-lah yang jadi masalahnya utamanya. tanah yang sudah digunakan untuk menanam sawit sudah rusak dan tidak bisa digunakan untuk menanam ulang - mengharuskan mereka terus membuka lahan untuk menanam sawit, sedangkan cara termurah membuka lahan adalah dengan cara dibakar. 
manusia itu virus, mematikan inangnya dan bahkan dirinya sendiri. menghalalkan segala cara - demi uang dan kenyamanan, merusak hutan dan akan memusnahkan spesiesnya sendiri. miris! 
efek asap dapat mengakibatkan kematian janin pada ibu hamil trimester awal. dan menjadikan janin cacat pada ibu hamil tua. bahkan baru-baru ini ada berita, siswa SD meninggal dunia karena ISPA. 
gimana? masih mau ngelak kalo pada akhirnya yang memusnahkan spesies manusia ya manusianya itu sendiri?

hutan hujan tropis cuma 7% dari seluruh wilayah bumi, tapi menyimpan 40% oksigen  dan setengah dari spesies flora dan fauna di dunia. fungsi hutannya pun ga kalah penting, tropical forest mempunyai peran yang penting dalam menangkal pemanasan global, sebagai penyetabil iklim dunia dengan cara menyerap co2 dari atmosfer. kebayang ga kalo 7% itu sedikit demi sedikit hilang, oksigen yang kamu hirup tiap hari itu ga bakalan gratis lagi kayanya ya
menebang 1 pohon dalam wilayah hutan hujan tropis saja sudah mengakibatkan kematian puluhan bahkan ratusan spesies flora dan fauna, tumbuhan penumpang pohon, serangga, reptil, burung hingga mamalia seperti orang utan contohnya. coba hitung berapa juta spesies yang mati di lahan yang dibakar berhektar-hektar.

saya sih ga akan menyenggol pemerintah disini, saya tau PR pemerintah pun buanyaak sekali. salah satu yang bisa menghentikan tragedi asap itu juga sebenarnya kita sendiri, kenapa? seperti prinsip ekonomi, jika tidak ada demand maka tidak akan ada supply - jadi kurangilah sedikit demi sedikit menggunakan produk yang mengandung sawit. saya yakin ga gampang, karena kita diberondong produk rumah tangga bahkan kosmetik yang mengandung sawit. apalagi masyarakat urban, termasuk saya yang maunya simple dan beres. mana mau cewek-cewek jaman sekarang numbuk bunga sepatu atau lidah buaya buat keramas, repot seusss - udah ada sampo ini.. lah padahal si shampoo juga ada sawitnya.
yaa.. saya ga menyarankan se-ekstrim itu sampe tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga macem sabun, shampoo, detergen, dll itu - kurangi penggunaannya dengan bahan substitusi yang mudah didapat, minimal nih gantilah minyak goreng yang kamu gunakan sehari-hari seperti merk Bim*oli, kemudian beralihlah ke minyak kelapa, memang lebih mahal tapi bukankah lebih sehat. kurangi juga pemakaian margarin untuk memasak. sebisa mungkin hindari makanan produk pabrik, mengolah sendiri bahan mentah jadi makanan siap makan jauh lebih sehat, dan hemat! kecuali kamu peduli lalu mengedukasi orang-orang di sekelilingmu ntuk mengikuti apa yang sudah kamu lakukan, walau sedikit, tapi setidaknya ada tindakan untuk menjadi lebih baik.. 

i know it seems small and insignificant but it's not about what it is, it's about what it can become - Lorax