Friday 22 April 2011

tahun depan



" malam.."
" hot chocolate ya.."

tanpa banyak bicara, si barista membuatkan pesanan saya. dan, kembali, malam saya dimulai disini. beserta handheld dan apple's stuff fully charged.

inilah hal kedua yang akan saya lakukan, setelah jenuh berjalan-jalan puluhan kilo, sendirian.

2 barista, sepasang kekasih, dan seorang lelaki bersama laptopnya menemani saya malam ini. jika sudah seperti ini, entah mengapa banyak sekali pikiran-pikiran masuk menyeruak dalam benak. apapun..

mimpi saya, pencapaian saya, beberapa waktu di-depan-saya, beberapa waktu-di-belakang-saya, rencana saya, dan tentu saja kamu! seakan tak pernah habis jika saya menuliskan semua hal tentang kamu, seperti tak pernah kehilangan subjek. dengan atau tanpa kamu pun, saya masih bisa mengurai cerita panjang mengenaimu.

karena itulah, saya senang berada disini.di sudut dimana saya bisa leluasa memandang apa saja. dan entah mengapa, sedari tadi pikiran saya terganggu dengan "tahun depan".
tahun depan, ketika saya sudah menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa
tahun depan, ketika saya harus angkat kaki dari kota ini
tahun depan, saat saya sudah harus siap dengan berbagai kemungkinan hidup
tahun depan, saat saya harus mulai berenang sendiri tak mengikuti arus
tahun depan, saat saya harus memutuskan untuk melanjutkan cinta denganmu




aprilduaribusebelas
- yang berarti tahun depan itu aprilduaribuduabelas

Saturday 16 April 2011

#9 surat cinta untuk dongeng yang pernah saya impikan

semuanya terkesan begitu cepat.. kamu datang, pergi, mendekat, lalu pergi lagi :)
apa ya, menurut saya mungkin itu hanya sebuah kilasan masa lalu yang sayangnya belum pernah kita ungkapkan.. dan bodohnya saya, saya mengungkapkannya ketika dimana saya merasa pijar cinta saya kepada dia sedikit meredup.

kok bisa sih? -- ah, bahkan pertanyaan itu pun tidak bisa saya jawab.

dan saya, what to say? senangnya atau bodohnya sangat menikmati. karena, YA, memang saya menyukai kamu sejak dulu. dan, YA, kamu seperti lelaki dalam dongeng saya.

tapi saya sadar, dongeng tidak selamanya menjadi dongeng. bila realitasnya, disini, seseorang ada dan nyata, pun mencintai saya.

di umur saya yang sudah kepala 2 ini, bukankah sudah seharusnya saya tidak terlalu berharap dengan dongeng? apapun itu.. dilamar dengan cara romantis, pernikahan bak putri, dan hidup bahagia selama-lamanya. naif, itu jawaban saya jika memang saya berpikir seperti itu.