Monday, 20 June 2011

true happiness

beberapa malam kemarin, saya sempat bertemu seorang teman lama. teman 'gila' lebih tepatnya. hampir di setiap pertemuan saya dengannya tidak pernah sekalipun diisi dengan hal selain tertawa atau curhat 'bego' -- itulah akhirnya mengapa saya menjulukinya teman gila (hmm..bahkan beberapa tahun yang lalu, saya dan dia pernah pergi ke seorang palm-reader waktu sama-sama jadi jomblo :D )
and here he is.. sekarang dia sudah menjadi 'calon' pejabat bank, dan sedang berusaha mecari beasiswa s2 nya ke negeri orang :p !! see, how ages can change people.
and here i am.. yang baru saja menyelesaikan ke 2 studinya, dan berusaha merintis sebuah bisnis yang sejak lama saya impikan.
dan terjadilah chit-chat malam itu yang intinya "semua orang selalu mencari kebahagiaan dalam hidupnya, dan ukuran kebahagiaan masing-masing orang itu berbeda.

oh ya, dan teruslah saya, selama berhari-hari ini memikirkan seberapa besar kadar kebahagiaan saya. saya percaya bahwa pertemuan kita dengan seseorang, hubungan dengan seseorang, sekalipun perpisahan dengan seseorang akan selalu menjadi latar belakang apapun.

mm.. what to say? sekarang saya mempunyai usaha, kecil sih, belum terlalu menghasilkan juga. tetapi setidaknya saya sudah bisa sedikit membantu 2 orang yang juga membantu saya.

ayah saya pernah bilang -- "kalo bisnis, gimana caranya jangan cuma dapur kita doang yang ngepul. tapi punya orang lain juga" -- dulu sekali, saya menangkapnya -- ya iyalah, mana mungkin dapur orang lain ga ngebul, kan mereka dapet gaji juga --

disamping itu, saya juga bekerja, membantu salah seorang teman mengurus toko bajunya (yang ada 4 orang pekerja disana).

kadang, saya bersyukur bisa diberi kesempatan oleh Tuhan, bertemu mereka. yang menjadikan saya mengerti tentang 'bersyukur'. ya, seharusnya saya banyak-banyak belajar bersama mereka. mengerti bahwa life is cruel, and yes you should try to blend in with good foundation as a guidance. mereka adalah orang-orang yang ditempa keadaan keras, dimana mereka harus bisa bertahan -- bahkan terkadang hanya dengan bantuan hati yang besar.

dan sepertinya, saya telah mengerti apa yang ayah saya maksud dengan pernyataan diatas.. bukan uang yang dapat membeli segalanya. bahwa terkadang sebuah senyum yang tulus dan sapa hangat kepada mereka, sangat mampu membuat mereka merasa 'hidup' lagi :)

dan satu yang selalu membuat saya terharu.. dan mungkin ini yang dimaksud dengan kadar kebahagiaan itu tadi.

ketika saya mengangsurkan imbalan atas jasa besar mereka, dan mereka selalu tersenyum tulus "terimakasih ya mbak.."